Komentar

Mengenal lebih dekat olahraga-olahraga tradisional sebagai warisan budaya merupakan wujud nyata cinta kita sebagai warga negara Indonesia terhadap peninggalan leluhur. Warisan ini tidak hanya mencerminkan nilai-nilai budaya, tetapi juga menjadi identitas bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Pesan ini mengemuka dalam momentum menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, melalui sebuah program talkshow kolaboratif antara Radio Benpas Subang dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Subang, yang digelar pada Sabtu (16/8).

Talkshow yang berlangsung secara santai namun penuh wawasan ini menghadirkan tiga narasumber dari FKIP Universitas Subang: R. Dadan Pra Rudiana, M.Pd, Dr. Deni Mudian, M.Pd, Tini Martini, M.Pd serta seorang mahasiswa aktif.

Topik yang diangkat cukup menarik, yakni ‘Lebih Mengenal Olahraga Tradisional sebagai Warisan Budaya.’

Dalam paparannya, R. Dadan Pra Rudiana, M.Pd menegaskan pentingnya perhatian lebih terhadap olahraga tradisional, khususnya di kalangan generasi muda yang saat ini lebih akrab dengan gadget. Ia menilai, kecenderungan tersebut dapat mengurangi aktivitas fisik dan kedekatan dengan budaya lokal.

“Melestarikan olahraga tradisional bertujuan agar masyarakat bisa kembali mengenang dan mengajarkan permainan-permainan ini kepada anak-anaknya. Dengan begitu, kegiatan bermain gadget dapat dibatasi secara alami,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa memperkenalkan olahraga tradisional sejak dini bukan hanya berdampak positif bagi kesehatan fisik anak, tetapi juga menjadi sarana menjaga nilai-nilai warisan budaya.

Senada dengan itu, Dr. Deni Mudian, M.Pd mengajak masyarakat untuk kembali membuka mata terhadap fenomena anak-anak muda yang kini semakin asing dengan permainan tradisional. Padahal, permainan tradisional sarat dengan aktivitas fisik yang bermanfaat.

“Tentu kita, sebagai penggerak olahraga, terus berupaya mengembangkan permainan tradisional yang menyehatkan sekaligus membentuk fisik dan karakter anak bangsa,” ungkapnya.

Sementara itu, Tini Martini, M.Pd menekankan pentingnya membangkitkan rasa cinta terhadap olahraga tradisional. Menurutnya, permainan ini juga menjadi sarana mempererat kebersamaan antarwarga, baik dari kalangan muda maupun tua.

“Kita perlu mengajak masyarakat di lingkungan sekitar untuk mempraktikkan langsung permainan tradisional. Dengan begitu, kita tidak melupakan sejarah dan nilai-nilai luhur dari olahraga tradisional,” ujarnya.

Menutup diskusi, ketiga narasumber sepakat bahwa melestarikan dan menjaga olahraga tradisional adalah bentuk nyata cinta terhadap tanah air. Bahkan, sejumlah permainan tradisional telah diangkat ke level kompetisi, yang menandakan adanya perkembangan positif di tengah masyarakat.

Program ini menjadi bukti nyata sinergi positif antara dunia akademik dan media dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, bahwa mengenal dan melestarikan olahraga tradisional akan berdampak besar bagi terciptanya generasi yang sehat, berkarakter, dan berprestasi di masa depan.



dok: agan

KATEGORI

Komentar (Komentar)

MEDIA SOSIAL+