
Festival
Tujuh Sungai yang digelar selama tiga hari di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjung
Siang berlangsung meriah.
Tak hanya disambut antusias oleh masyarakat sekitar, festival ini juga dihadiri
oleh para pemimpin daerah yang turut serta dalam berbagai rangkaian acara.
Pada hari ketiga, Minggu (27/7), acara turut dihadiri oleh Wakil Bupati Subang,
Agus Masykur Rosyadi, yang didampingi oleh Wakil Ketua TP-PKK Kabupaten Subang,
para Asisten Daerah, Staf Ahli, Kepala Disparpora Kabupaten Subang, anggota
DPRD Kabupaten Subang, tokoh adat, hingga komunitas-komunitas peduli
lingkungan.
Namun, di tengah hiruk pikuk acara, ada satu sosok yang mencuri perhatian: Mbah
Urday, seorang pengrajin kriya anyaman khas sungai.
Di usianya, Mbah Urday tetap setia menganyam kantong kapek dan cetok gurday,
dua produk tradisional yang sejak lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
sungai.
“Saya hanya ingin tradisi ini tetap hidup,” tutur Mbah Urday sambil
memperlihatkan hasil karyanya.
Anyaman-anyaman tersebut tidak hanya indah dan fungsional, tapi juga menyimpan
nilai budaya yang tinggi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM lokal, festival ini menghadirkan berbagai
stan produk kreatif. Salah satunya adalah milik Mbah Urday, yang menawarkan
kantong kapek buatannya seharga Rp10.000.
Produk ini juga bisa dipesan secara online melalui WhatsApp di nomor
0852-2148-5773.
Bukan hanya dikenal di lokal, produk kriya Mbah Urday pun telah menembus pasar
luar daerah. Ia telah mengirimkan hasil anyamannya ke berbagai kota, seperti Pontianak,
Jambi, hingga wilayah Sumatera.
Kehadiran Mbah Urday menjadi pengingat bahwa di balik festival yang semarak,
ada warisan budaya yang terus dijaga dengan penuh ketekunan. Sebuah bentuk
cinta pada tradisi yang tak lekang oleh waktu.
dok: Yudha