
Menggali Potensi Wisata Baru dan Unggulan di Kabupaten Subang merupakan topik Lekat bersama Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) di Studio Radio Benpas pada Rabu, (6/8).
Narasumber dalam talkshow tersebut yakni Kepala Bidang Destinasi dan Produk Pariwisata, Agus Muslim, S.Ag., M.Si., yang hadir bersama Hendra Mahendra, S.An., Jabatan Fungsional Ahli Muda.
Dipandu oleh host Ghina Khoerunnisa, S.I.Kom., perbincangan hangat ini menelusuri ragam potensi wisata Kabupaten Subang yang terbentang dari utara hingga selatan. Agus Muslim mengungkapkan bahwa Subang memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, terbagi dalam tiga klaster besar.
“Wilayah utara memiliki potensi wisata bahari seperti Pondok Bali dan kawasan strategis Patimban yang kini menjadi fokus pengembangan. Di tengah, kita punya kekayaan budaya seperti Desa Wisata Lembur Pakuan,” ujarny.
Sedangkan menurut Agus, wilayah selatan adalah surga wisata alam, termasuk destinasi unggulan seperti Sari Ater dan kawasan penyangga Tangkuban Parahu.
Meski Tangkuban Parahu juga menjadi magnet wisatawan, Agus menyoroti bahwa kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih didominasi oleh Sari Ater, yang promosi dan popularitasnya bahkan telah menjangkau hingga 120 negara.
Berdasarkan data Disparpora, sepanjang tahun 2024 ada sebanyak 2,5 juta wisatawan berkunjung ke Subang. Namun hingga pertengahan tahun ini, angka tersebut belum tercapai.
Agus menjelaskan bahwa upaya branding, pencatatan resmi destinasi wisata (DTW), dan pelaporan yang tertib sangat penting agar pemerintah dapat memberikan dukungan maksimal melalui pajak dan program strategis.
“Subang Fest menjadi bentuk apresiasi dari Bupati Subang dan jajarannya untuk menarik minat kunjungan. Sekarang kita juga fokus mengembangkan kawasan Patimban, sambil terus mendorong 22 Desa Wisata yang tersebar di berbagai kecamatan,” tambahnya.
Hingga kini, tercatat ada 73 DTW yang sudah dikelola, namun masih banyak lagi yang potensial namun belum tergarap optimal. Untuk mendorong kemajuan sektor ini, Disparpora mengadakan pelatihan bagi 40 pengelola wisata.
Terkait tantangan, Agus menekankan pentingnya political will dari seluruh pemangku kepentingan, serta komitmen pengelolaan sampah secara mandiri oleh masing-masing DTW.
"Jangan sampai sampah menjadi beban pemerintah. Kami mengapresiasi Sari Ater yang bisa mengelola sampahnya sendiri. Hal ini perlu menjadi contoh bagi DTW lainnya," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Subang, melalui Disparpora, juga sangat mendukung terbentuknya desa-desa wisata baru. Agus berharap, desa wisata dapat menggerakkan perekonomian lokal dan membawa manfaat langsung bagi masyarakat.
"Setiap desa yang jadi desa wisata akan hidup. Ini investasi jangka panjang yang harus dibangun dengan kolaborasi, pelatihan, dan keberpihakan," tutupnya.
dok: restu