
Inovasi digital kembali mencuri perhatian di ajang Subang Innovation Festival (SIF) 2025. Kelompok DIKA (Digitalisasi Verifikasi Data Kependudukan) berhasil meraih Juara 1 kategori Innovation Challenge berkat gagasan brilian yang menghadirkan layanan kependudukan lebih cepat, hemat biaya, dan efisien.
DIKA hadir menjawab tantangan tingginya permintaan layanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Subang. Rata-rata tercatat hingga 700 layanan per hari, yang selama ini membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah besar.
Melalui DIKA, proses verifikasi data bisa beralih dari manual ke sistem robotic automation yang terintegrasi dalam aplikasi Subang Smartdigi.
“Dengan DIKA, pengurusan dokumen kependudukan bisa lebih cepat, memangkas biaya dan waktu, sekaligus meminimalisir ketergantungan pada tenaga ASN. Inilah langkah nyata menuju layanan publik yang modern dan efisien,” jelas Diana Fauziah, salah satu anggota kelompok DIKA yang terdiri dari delapan orang lintas profesi, mulai dari petani, peneliti, guru, hingga dokter hewan.
Kelompok ini dibentuk dengan pendampingan dari BP4D Subang dan bimbingan Eligible Project yang membantu menginisiasi hingga mematangkan ide. Dari hasil analisis masalah hingga perumusan solusi, lahirlah DIKA yang kini diakui sebagai inovasi terbaik di SIF 2025.
Meski meraih juara 1, Diana menegaskan bahwa pencapaian utama bukan sekadar trofi, melainkan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Juara itu bonus. Yang penting bagaimana DIKA benar-benar bisa digunakan oleh masyarakat. Ke depan, kami berharap ada dukungan penuh dari Bupati dan Pemerintah Daerah agar inovasi ini segera diimplementasikan,” ujarnya.
Kemenangan DIKA diharapkan menjadi titik awal percepatan digitalisasi layanan kependudukan di Subang, sekaligus inspirasi bagi lahirnya inovasi-inovasi lain yang langsung menyentuh kebutuhan warga.
dok: ghina