Komentar

Menguasai Matematika dan Bahasa Inggris ternyata tidak selalu identik dengan rumus rumit atau hafalan panjang. Cukup memulai dengan cara sederhana dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, dua bidang ini bisa menjadi keterampilan yang menyenangkan sekaligus bermanfaat.

Pesan inilah yang mengemuka dalam program talkshow kolaborasi Radio Benpas Subang bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Subang, Sabtu (9/8).

Talkshow yang berlangsung santai namun sarat wawasan ini menghadirkan dua narasumber dari Program Studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Subang, yakni Mimin Aminah, M.Pd dan Yanry Budianingsih, M.Pd, serta seorang mahasiswa aktif.

Tema yang diangkat cukup unik: “Belajar Matematika Tanpa Pesimis, Cukup Sederhana untuk Memulainya” dan “Pemanfaatan Linguistic Landscape dalam Bahasa Inggris.”

Yanry Budianingsih, M.Pd, memaparkan bahwa belajar Matematika tidak harus menakutkan. Kuncinya adalah melatih literasi dan numerasi melalui pola pikir sistematis, bukan sekadar menghafal rumus.

“Sebenarnya dalam belajar Matematika sangat sederhana, sangat ringan, dan tidak rumit. Semua orang bisa memulainya,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa Matematika sebaiknya dipahami sebagai kebutuhan hidup, yang berguna dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sehari-hari.

Sementara itu, Mimin Aminah, M.Pd, mengajak peserta untuk melihat Bahasa Inggris dari sudut pandang yang lebih praktis melalui linguistic landscape yaitu memanfaatkan tulisan-tulisan di ruang publik seperti papan petunjuk, iklan, atau spanduk sebagai media belajar alami.

“Ketika kita melihat tulisan di tempat umum, jangan hanya lewat. Cari tahu artinya, pahami konteksnya. Dengan begitu, kita akan terbiasa dan hafal tanpa harus menghafal,” jelasnya.

Menurut Mimin, kebiasaan menelaah tulisan di sekitar kita dapat memperkaya kosakata dan melatih kemampuan berbicara secara alami, sehingga Bahasa Inggris menjadi bagian dari rutinitas, bukan sekadar pelajaran di kelas.

Menutup diskusi, kedua narasumber sepakat bahwa Matematika dan Bahasa Inggris memiliki kesamaan dalam pola pikir sistematis. Dengan membiasakan diri menelaah, memahami, dan mempraktikkan, pembelajaran dua bidang ini dapat dimulai dari langkah sederhana yang berdampak besar bagi kehidupan.

Program ini menjadi bukti nyata sinergi positif antara dunia akademik dan media untuk mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, bahwa belajar apapun bisa dimulai dari hal kecil asal konsisten dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.



dok: agan

KATEGORI

Komentar (Komentar)

MEDIA SOSIAL+