DINAS KESEHATAN SUBANG AJAK MASYARAKAT WASPADAI CACINGAN: ANCAMAN TERSEMBUNYI BAGI ANAK DAN KELUARGA

Dinas Kesehatan Kabupaten Subang menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap cacingan yang masih menjadi ancaman tersembunyi bagi kesehatan anak dan keluarga yang diuraikan dalam Talkshow Lebih Dekat di Studio Radio Benpas Subang pada Selasa (14/10).
Dipandu oleh Farida Al-Qodariah, M.I.Kom., menghadirkan langsung narasumber dari Dinas Kesehatan Subang, di antaranya Jahidin, S.KM. selaku Penyuluh Fungsional Kesehatan Masyarakat, dan Hastuti Sukmasari, S.ST. selaku Analis Penyakit Menular, serta Syativa Aryanti, Mahasiswa Kesehatan Bhakti Kencana Bandung.
Jahidin, S.KM., membuka diskusi dengan data yang mengejutkan. Ia menyebutkan bahwa angka prevalensi cacingan di Kabupaten Subang mencapai 28 persen, hampir setara dengan angka rata-rata nasional.
"Kalau kita hitung dengan jumlah penduduk, angkanya menjadi sangat besar. Ini menunjukkan bahwa meskipun zaman sudah modern, cacingan masih menjadi masalah serius," ujar Jahidin.
Ia menegaskan bahwa kunci utama dari permasalahan cacingan ini adalah kebersihan.
"Sumber penularan bisa dari mana saja, menempel di tangan, kuku, hingga telapak kaki, namun pintu masuknya pasti lewat mulut. Aktivitas apapun, kita harus membiasakan cuci tangan pakai sabun," tegas Jahidin.
Sementara itu, Hastuti Sukmasari, S.ST., menjelaskan bahwa cacingan sering kali tidak dianggap penting, padahal dampaknya sangat serius terhadap pertumbuhan anak usia 1-12 tahun. Di samping itu, gejala yang sering muncul pada anak yang cacingan seperti nafsu makan berkurang, tubuh menjadi lemas, dan anak kurang fokus belajar.
"Ada tiga jenis cacing yang umum menginfeksi, yaitu cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang. Yang paling berbahaya adalah cacing tambang, karena ia menyerap darah di usus dan dapat menyebabkan anemia," jelas Hastuti.
Ia menambahkan bahwa cacing dapat hidup di dalam usus manusia selama 1 hingga 3 tahun, dan jika tidak diobati akan berpotensi menjalar ke organ lain. Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Subang telah melakukan berbagai upaya penanggulangan dan pencegahan.
"Alhamdulillah, berdasarkan uji cacingan pada tahun 2019 di 10 desa stunting, angka cacingan di Subang tergolong rendah, yaitu di bawah 10 persen," ungkap Hastuti.
Program pencegahan massal juga rutin dilakukan, termasuk pemberian obat cacing gratis setiap bulan Februari dan Agustus yang menyasar anak usia 1-12 tahun melalui Posyandu, TK/PAUD, dan SD di seluruh Kabupaten Subang. Menambahkan perspektif generasi muda, Syativa Aryanti menekankan pentingnya edukasi kesehatan sejak dini.
"Mulai dari cuci tangan saja dulu. Setidaknya anak-anak tahu bahwa cuci tangan itu sangat penting untuk mencegah penyakit," ujar Syativa.
Sebagai penutup, mereka mengajak seluruh masyarakat, khususnya orang tua, untuk berperan aktif dalam pencegahan cacingan pada anak.