Komentar

Program Bingkisan Keluarga kembali diisi oleh Dialog Interaktif Siswa Bertanya (Siber) yang kali ini menghadirkan para siswa dari SMA Negeri 2 Subang.

Siber dalam Bingkisan keluarga tersebut pun didampingi oleh Euis dari Dinas Kesehatan dengan narasumber yang menjelaskan stunting adalah M. Rey dari Forum Genre dan Farihah dari Forum Anak Gotong Royong Kabupaten Subang pada Selasa pagi (10/10) di Studio Radio Benpas Subang.

Euis menyatakan bahwa stunting adalah kondisi di mana terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi jangka panjang. 

Ia menekankan bagi remaja putri harus menjaga kesehatan dan upaya pencegahan stunting sejak dini karena suatu saat akan menjadi seorang ibu. Bila ibu sehat maka bayi yang akan dilahirkan pun diprediksi sehat pula. 

"Jadi harus didasari dari remaja putri tidak kekurangan gizi sehingga tidak ada lagi bayi stunting. Dalam kesehatan ada intervensi gizi sensitif salah satunya adalah sanitasi dalam pola hidup yang sehat," tambah Euis.

Upaya mencegah stunting, ternyata dilakukan dengan melakukan pendidikan kesehatan terkait nutrisi dan gizi serta program di sekolah dengan cara membagikan obat penambah darah.

Tujuannya demi mencegah anemia sebagai salah satu penyakit faktor utama terjadinya stunting. Selain intervensi gizi sensitif adapula intervensi sepesifik yaitu mencegah stunting dengan asupan makan, vitamin dan mineral. 

Dijelaskan olah Ray bahwa faktor lain stunting ketika saat usia kehamilan 0–2 tahun atau di 1.000 hari kehidupan pertama bayi gizinya tidak terpenuhi sehingga menghambat tumbuh kembang.

"Faktor stunting bisa karena diare, ISPA, atau terpapar zat- zat tertentu. Hal-hal yang mengakibatkan penyakit pada pencernaan sehingga penyerapan gizi akan berkurang," tambah Ray.

Bawaan saat ibu di usia remaja suka merokok, minum-minuman beralkohol, mengonsumsi obat-obatan terlarang, sex bebas, faktor ekonomi juga bisa mengakibatkan stunting. Maka dari itu pentingnya gizi seimbang untuk menunjang tumbuh dan berkembang anak sejak bayi.

Farihah pun menuturkan dampak stunting yaitu bisa memengaruhi daya otak sehingga bisa lama berpikir alias kemampuan kognitif terganggu serta daya tahan imun berkurang. Tapi anak yang mudah terserang penyakit belum tentu terkena stunting jadi harus melakukan pemeriksaan dahulu. 

Memenuhi gizi seimbang juga tidak perlu mahal, solusinya bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah yang dijadikan sebagai menanam tumbuhan pangan bergizi atau memelihara ikan. Hal-hal tersebut membuat pentingnya edukasi kesehatan bagi masyarakat agar generasi Kabupaten Subang bebas dari stunting.*(RJM/Radio Benpas Subang)

KATEGORI

Komentar (Komentar)

MEDIA SOSIAL+