Komentar

Kabupaten Subang resmi meluncurkan Laporan Akhir Kajian Risiko Bencana 2024-2028 dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh BPBD Subang di Pendopo Rumah Dinas Bupati pada Senin, (2/12).

Dengan paradigma baru yang menekankan antisipasi dibanding respons darurat, dokumen ini diharapkan menjadi panduan strategis dalam penanganan bencana.

Kalak BPBD Subang, Udin Jazudin, S.Pd., M.M., menyatakan bahwa kajian yang disusun selama lima bulan ini menjadi rujukan penting di lapangan.

“Semoga dokumen ini efektif dalam menangani bencana, sehingga kita lebih siap menghadapi risiko,” ujarnya.

Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Jawa Barat, Asep Hermansyah, S.Pd., menambahkan bahwa paradigma penanggulangan bencana kini berubah menjadi antisipatif.

“Bencana adalah urusan bersama. Dokumen ini menjadi induk strategi mitigasi, termasuk mendukung RPJMD berbasis risiko,” tambahnya.

Pj Bupati Subang Dr. Drs. Imran, M.Si.MA.Cd. turut menegaskan pentingnya kesadaran dan kesiapan bencana di wilayahnya. Ia menyampaikan bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik risiko berbeda. Dengan dokumen ini, semua pihak harus mulai belajar dari awal untuk mengantisipasi bencana.

Melalui pendekatan baru dari kajian risiko bencana pun, Kabupaten Subang diharapkan lebih siap menghadapi ancaman seperti gempa, banjir, dan longsor, sekaligus meminimalkan dampak dengan langkah mitigasi yang terencana.

Terdapat narasumber yang menjelaskan secara detail kajian risiko bencana tersebut yakni Gerry Andrika Resmana dari PT Metaforma Consultans.

KATEGORI

Komentar (Komentar)

MEDIA SOSIAL+